SELAMAT DATANG DI BLOG NZ_ELFATH'KU

Sabtu, 09 Februari 2013

Hujan Kali Ini "Salam Rinduku"

ku sapa pagi ku yg sedikit berair ini, yah... gerimis telah menghiasinya tanpa mau tau aku menggigil karenanya.
sesekali ku intip lewat jendela samping kamarku, hujannya tak kunjung reda, sedangkan hayalku terbang ke beberapa puluh kilometer disana. ya, kamu. sedang apa kamu disana? apakah disana juga hujan seperti di Jogja ini? barangkali kota hujan telah pindah ke Jogja? ah, bisa jadi.
kembali lagi ke hayalanku. hmmm,, hayalan ya... sebatas angan yang selalu berhasil membuatku tersenyum sendirian. dan mungkin memang hanya sebatas ini ku mampu.


sesekali ku intip lagi lewat jendela samping kamarku, "Hujan, tolong sampaikan salam rinduku untuknya..." bisikku.
untuk yang terkasih, semoga Tuhan senantiasa menemanimu, menjagamu, dan melindungimu. "I trust U God."

Kamis, 07 Februari 2013

Pemikiran Annemarie Schimmel tentang Islam-tokoh orientalis


A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang Masalah
Islam sebagai agama yang didasarkan kepada dua sumber ; Alqur’an dan Hadis tidak hanya berupa doktrin-doktrin theologis maupun doktrin sosial, tetapi lebih daripada itu Islam juga melahirkan peradaban. Peradaban yang dilahirkan oleh Islam melalui cendekiawan dan intelektualnya tidak hanya berwujud tradisi pemikiran, tetapi juga berupa arsitektur yang masih dapat disaksikan dewasa ini. Hal ini membuktikan bahwa Islam sebagai agama telah memberikan etos kerja yang begitu besar bagi penganutnya.
Pada zaman keemasan Islam, para intelektual muslim telah mengadakan proses transfer ilmu pengetahuan dari berbagai ilmu pengetahuan dari berbagai peradaban. Pada saat itu, proses intelektual berjalan dengan lancar yang didukung oleh pemerintah Islam, sehingga melahirkan sarana intelektual seperti sekolah, perguruan tinggi dan perpustakaan. Hal ini menjadikan Islam maju di bidang peradaban. Di bidang sains, seperti kedokteran, matematika, astronomi, dan lain-lain seperti filsafat yang kemudian melahirkan keahlian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Pada abad ke-13 kemajuan peradaban umat Islam mendapat perhatian oleh orang-orang Barat, sehingga mereka berdatangan ke dunia Islam untuk berlajar sains, baru kemudian mereka kembangkan. Pada abad kesembilanbelas, dimana dunia Islam sudah mengalami kemunduran, orang-orang Barat datang lagi ke dunia Islam yang kedua kalinya dengan membawa sains dan teknologi yang pernah mereka pelajari di dunia Islam pada abad ketigabelas setelah mereka kembangkan selama enam abad.
Meskipun dunia Islam mengalami kemunduran dan Barat mengalami kemajuan, tetapi dunia Islam pada saat itu masih menyimpan khazanah peradaban. Hal ini menjadikan orang-orang Barat yang memiliki sains dan teknologi tertarik untuk mengembangkan keahliannya dalam meneliti dan mengenali kembali dunia Islam, sehingga lahirlah orang Barat yang ahli di bidang ketimuran yang disebut dengan orientalis.[1]
Maka dari itu penulis mengambil tokoh orientalis yaitu Annemarie Schimmel. Dikarenakan beliau termasuk ke dalam tokoh orientalis kontemporer, dengan pemikiran beliau tentang Islam yang beragam, terutama tentang sufistik, wanita dalam Islam, sampai tentang kenabian Muhammad.

2.      Rumusan Masalah
a.       Bagaimana biografi Annemarie Schimmel?
b.      Apa metode dan pendekatan yang Schimmel gunakan dalam mengkaji Islam?
c.       Apa pemikiran Schimmel tentang Islam?

3.      Tujuan Pembahasan
a.       Mengetahui biografi Annemarie Schimmel.
b.      Mengetahui metode dan pendekatan yang digunakan Schimmel dalam mengkaji Islam.
c.       Mengetahui pemikiran Schimmel tentang Islam.

   
B.     Biografi Tokoh
Annemarie Schimmel dilahirkan di Erfurt, sebuah kota kecil di Jerman pada tahun 1922. Seorang yang ahli dalam bidang mistisisme Islam. Schimmel telah menerbitkan 80 buku, mempunyai 5 gelar, dan 26 penghargaan dalam kuliahnya di berbagai Universitas termasuk Harvard, Bonn, London dan Ankara. Ia telah menguasai 10 bahasa termasuk Arab, Farsi, Turki, Urdu, dan Dari.
Schimmel memperoleh gelar Doktornya di Universitas Berlin dan Universitas Marbung. Dia juga menyandang gelar profesor dibidang studi-studi Islam di Universitas Marbung, Universitas Boon. Sejak tahun 1967 ia di Universitas Harvard. Ia menjadi anggota beberapa masyarakat akademis, diantaranya anggota Midote East Studies Association, The Association For The Association. Di samping menjadi penyambung artikel-artikel untuk jurnal-jurnal profesional, dia juga pengarang beberapa buku tasawuf.
Schimmel adalah seorang profesor yang menguasai lebih dari dua puluh bahasa asing dan memiliki photographik memory. Pada bulan Oktober 1945 ia pernah menjadi sasaran kecaman dari sekitar 200 penerbit, toko buku dan kaum terpelajar Jerman yang tergabung dalam kampium kebebasan berekspresi sehubungan dengan pengumuman German Book Traders yang menyatakan terpilih sebagai pemegang hadiah perdamaian. Lembaga ini memilih Schimmel berkat jasanya dalam membantu penciptakan saling pengertian antara orang Barat dan kaum muslim melalui puluhan buku dan ratusan karya tulisnya tentang Islam.
Selama hidupnya mempunyai misi untuk membangun pengertian tentang Islam, memperdebatkan bahwa Islam adalah diantara agama yang paling tidak dimengerti. Schimmel seorang Sarjana Jerman yang dikenal sebagai pendiri jembatan dengan dunia Islam. keahliannya dalam bidang ilmu-ilmu tasawuf terkenal di Barat.
Sebagai pengagum Muhammad Iqbal, Schimmel menterjemahkan Javidnama ke dalam versi Jerman. Pada tahun 1958, untuk pertama kalinya dia berkunjung ke Pakistan, sebuah negara yang menjadi pusat untuk kerjanya, seorang Sarjana wanita yang terkenal namanya pada tahun 1988.
Annemarie Schimmel dikenang oleh banyak orang sebagai petapa Sarjana, yang kegemarannya membaca tulisan Syeh Abdul Latif Bhitai, Rehman Baba, dan karangan sufi lain di Pakistan. Dan tulisan-tulisan Mansur Hallaj, Ghalib, orang-orang Persia dan karangan-karangan lain, Caligrafi dan Epigrafi, Numerologi, Turki, Orientalis Jerman dan terjemahan Ibnu Khaldun dalam Muqoddimah ke dalam bahasa Jerman.
Sebagai seorang pemikir yang cukup produktif, Schimmel telah menghasilkan puluhan karya bahkan ratusan ditulisnya dengan cemerlang dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Karya-karyanya dalam bahasa Inggris antara lain; 
1.      I am Wind Your Are Fire,
2.      The Life and Work Of Rumi,
3.      Look I This is Love,
4.      Poems Of Rumi ; Mystical Dimensions Of Islam,
5.      Islamic Names,
6.      An Introduction,
7.      Islam ; An Introduction,
8.      Ibn Abbad Of Ronda: Letters On The Sufi Path ;
9.      My Soul is a Woman, The Feminine in Islam. Telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Jiwaku adalah wanita ; Aspek feminine dalam Spiritualitas Islam.[2]
10.  The Mystery Of Number;
11.  And Muhammad is His Messenger, The Veneration of the Prophent in Islamic Prety. Telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Dan Muhammad Adalah Utusan Allah ; Penghormatan terhadap Nabi saw. dalam Islam.[3]
12.  Book of Gifts & Rarities.
13.  Mystical Dimension of Islam. Telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Dimensi Mistik dalam Islam.[4]
14.  As Throught a Veil: Mystical Poetry in Islam. Telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Menyingkap yang Tersembunyi : Misteri Tuhan dalam Puisi-Puisi Mistis Islam.[5]
Diantara karya-karya Schimmel yang saat ini telah banyak dipelajari di Indonesia dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia diantaranya; Dan Muhammad adalah utusan Allah: Penghormatan terhadap Nabi saw dalam Islam, dimensi Mistik dalam Islam, Aspek Feminin dalam Spiritualisme Islam, telah penulis temukan di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, namun Rahasia Wajah Suci Ilahi, dan Akulah Angin Engkaulah api (Kehidupan dan Karya Jalaluddin Rumi) belum penulis temukan.
Annemarie Schimmel meninggal pada 25 Januari 2003, pada usia 80 tahun.[6]

    
C.    Metode dan Pendekatan
1.      Metode Deskriptif-Eksploratif
Penelitian yang dilakukan Schimmel sepenuhnya menggambarkan ajaran sebagaimana adanya dengan mengemukakannya sedemikian rupa, walaupun hanya dalam garis besarnya saja.[7]

2.      Pendekatan[8]
a.      Etik-Legalistik
Berawal dari wafatnya ‘Ali bin Abu Thalib kemudian tumbuhlah madzhab 4 yaitu Maliki, Hanafi, Syafi’I, dan Hanbali. Kendatipun terdapat perbedaan antara madzhab-madzhab itu, suatu persamaan melandasi semuanya. Untuk menjaga kemurnian yang bersumber pada kesucian wahyu dan sunnah Nabi, para ulama telah mengembangkan metode yang rumit dan terperinci. Sebagai contoh, di dalam penyusunan hadis sebagai uraian riwayat perilaku atau Sunnah sang Nabi, ditetapkan syarat isnad, yaitu jumlah dan mutu kepribadian periwayat. Walaupun begitu, tidaklah berarti bahwa syariat tidak menghadapi masalah, baik internal maupun eksternal. Salah satu masalah yang bertumpu baik internal maupun eksternal adalah bangkitnya fundamentalisme dalam Islam. Melalui rujukan terpilih dari teks suci, kaum fundamentalis mengecam sasaran-sasaran dalam umat maupun di luarnya.

b.      Teologis-Filosofis
Di samping dalam ilmu pengetahuan (sains), tekanan pada nalar terungkap dalam pendekatan filosofis terhadap kehidupan umumnya dan pendekatan teologis terhadap masalah ketuhanan dan keagamaan. Al-kindi adalah filosof Muslim yang pertama-tama merasakan kebutuhan untuk menjelaskan wahyu secara nalar. Dalam perkembangannya, ternyata argumentasi nalar para filosof itu membawa mereka pada kesimpulan yang berpadanan dengan wahyu. Sementara itu, para filosof pun kurang menghargai sufisme atau gaya sufistik dalam beragama. Bagi sebagian diantara para filosof itu, sufisme merupakan ungkapan dari irasionalisme dan dengan demikian dikepung oleh berbagai takhayul.

c.       Pendekatan Sufistik
Kalau para filosof beranggapan bahwa jalan menuju ke pemahaman tentang Tuhan adalah jalan nalar, para sufi berpendapat lain. Sesuai dengan adanya dua kecenderungan para sufisme, yaitu kecenderungan gnostik dan cinta, maka para sufi percaya bahwa jalan terbaik menuju Tuhan adalah makrifat (intuisi) dan cinta kasih. Kedua kecenderungan ini pun tidak saling menafikan, hanya kadang-kadang yang satu lebih kuat daripada yang lain pada diri sufi tertentu.

D.    Pokok Pemikiran Annemarie Schimmel[9]
1.      Tarekat
a.      Penjelasan Tarekat
1)      Tariq atau jalan lebih sempit dan sulit dijalani serta membawa santri disebut salik, atau pengembara dalam suluk atau pengembaraannya melalui berbagai persinggahan (maqam), sampai mungkin cepat atau lambat akhirnya mencapai tujuannya, yaitu tauhid sempurna; yaitu pengakuan berdasarkan pengalaman bahwa Tuhan adalah satu.
2)      Dalam hadits Rasul saw, dijelaskan tri tunggal “syari’at adalah perkataanku (aqwali), tarikat adalah perbuatanku (a’mali), dan hakikat adalah keadaan batinku (ahwali).
b.      Cinta dan Peleburan
1)      Cinta sebagai keadaan yang setinggi-tingginya. Pernyataan Santo Agustinus “orang dapat mengenal sesuatu hanya sesuai dengan cintanya kepadanya”.
2)      Do’a Rasul “Ya Tuhan, berilah aku cinta-Mu, dan cinta mereka yang mencintai-Mu, dan cinta yang membuatku mendekati cinta-Mua, dan buatlah cinta-Mu lebih kucintai daripada air sejuk”.
3)      Tasawuf zaman awal, cinta dipahami aliran ortodoks “cinta adalah kepatuhan”. “mencintai Tuhan berarti mencintai kepatuhan kepada Tuhan, cinta sejati adalah perbuatan kepatuhan kepada kekasih”.
4)      Di antara berbagai tahapan cinta para sufi menyebut uns “kedekatan”, qurb “keakraban”, shauq “kerinduan”.
5)      Zat Ilahi diumpamakan suatu tambang garam, jika anjing atau keledai jatuh ke dalamnya, ia kehilangan sifat-sifatnya yang hina dan beralih bentuk ke dalam unsur garam dan dilestarikan di dalam unsur itu.
c.       Bentuk-bentuk ibadah
1)      Shalat, para sufi mengerjakan shalat dengan teliti, berusaha meniru teladan Rasulullah.
2)      Do’a, percakapan dengan Allah, “tidak berdoa bagiku merupakan kehilangan yang lebih besar ketimbang tidak didengarkan dan tidak dikabulkan do’aku.
3)      Dzikir, tiang yang kuat di jalan menuju Allah. Sebab orang tidak dapat mencapai-Nya tanpa mengingat-Nya terus menerus.
4)      Sama’, sasaran inti mistik yang kadang-kadang dicapainya melalui semadi terus-menerus ialah fana’, yaitu peleburan yang diikuti oleh kebertahanannya dalam Allah, sama’ ini adalah pendengaran, diungkapkan lewat pendengaran musik, tari, suara merdu.

  
2.      Manusia dan Kesempurnaannya
a.      Beberapa catatan tentang psikologi sufi
1)      Manusia sebagai “hamba Tuhan” tidak berarti sama sekali dihadapan Tuhan, manusia nyaris hilang kepribadiannya dan manusia bukan apa-apa kecuali hanya alat belaka dalam takdir abadi.
2)      Manusia diciptakan dengan tangan-Ku (QS. 38: 75)
3)      Tuhan menciptakan Adam dan tanah liat selama 40 hari sebelum ia meniupkan nafas-Nya sendiri ke dalam tubuh Adam. (QS. 15: 29, 38: 72).
4)      Nafs prinsih serendah dari manusia, lebih tinggi lagi ialah qalb “hati” dan ruh.
b.      Baik dan buruk : peranan yang dimainkan iblis
1)      Iblis adalah guru para malaikat dan bahkan iblis dalam peran guru ini dijadikan teladan dalam sebuah syair muslim bengal di awal abad ke-17 berjudul Iblis Name karangan Sayyid Sultan “bahwa para malaikat diperintah untuk menghormati iblis, bahwa sesudah Tuhan mengutuknya; hal yang sama juga diperintahkan kepada para murid yang harus menghormati dan mematuhi perintah gurunya, meskipun gurunya itu seorang iblis sungguh-sungguh”.
2)      Iblis berada dalam darah anak-anak adam, disamakan dengan nafs.
3)      Ahmad Ghazali berkata: “siapa yang tidak belajar tauhid dari iblis adalah kafir”. Dan dijelaskan tradisi Hiijj sejati “dikutuk oleh-Mu, bernilai seribu kali lebih bagiku daripada memalingkan muka dari-Mu kepada sesuatu yang lain”.
c.       Para wali dan keajaiban-keajaiban
1)      Diterjemahkan “orang kudus”, seorang dibawah perlindungan khusus. Misal: Ali.
2)      Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS. 10: 63).
3)      Konsep wali berkembang abad ke-10, Abu ‘Abdallah as-Sijlimi mendefinisikan sufi idaman sebagai wali.
4)      Ruzbiha berkata : mata yang memandang Tuhan, karena mata mereka ia memandang dunia.
5)      Wali melihat dengan penerangan Tuhan
6)      Wali dapat menghilang dari pandangan, dan dapat hadir pada beberapa tempat yang berbeda pada saat yang sama.
7)      Keajaiban para wali disebut “karamat” (karismatik)
d.      Penghormatan kepada wali
Kaum muslim mencontoh sedekat mungkin dari Muhammad sampai perincian kehidupan lahiriahnya, seperti bentuk pakaian, jenggot, pelaksanaan bersuci, dan memilih macam-macam makanan.

E.     Analisis terhadap Annemarie Schimmel
a.      Pujian Terhadap Annemarie Schimmel
Menurut Saini, Schimmel adalah seorang sarjana yang membaktikan seluruh hidupnya untuk studi tasawwuf, menunjukkan betapa kaya dan dalamnya khazanah ekspresi kecintaan kaum Muslim kepada Tuhan dan Nabinya.[10]
Menurut Rahmani Astuti, Schimmel adalah professor di bidang kultur Indo-Muslim Universitas Harvard. Pengagum sufi-besar, Rumi, dan pemikir jenial, Iqbal, ini telah banyak menelurkan karya-karya berbobot di bidang telaah-telaah keislaman.[11]
b.      Analisis Pemakalah dan Kontribusi Annemarie Schimmel
Annemarie Schimmel telah memberikan kontributor yang signifikan dalam ilmu sejarah agama, kesusastraan, dan spiritualisme. Seperti dalam sebuah bukunya : As Through a Veil : Mystical Poetry in Islam. Beliau menjelaskan tentang puisi-puisi sufi.
Pemikiran tasawuf Annemarie Schimmel, mengkaji tentang manusia dan kesempurnaannya, melalui pengalaman spiritual dan mistik yang bertumpu pada Rasul Islam dan mengambil ilham dari sabda Ilahi seperti yang diungkapkan lewat Rasul dalam al-Qur’an.
F.     Kesimpulan
1.      Biografi
Annemarie Schimmel dilahirkan di Erfurt, sebuah kota kecil di Jerman pada tahun 1922 dan meninggal pada 25 Januari 2003, pada usia 80 tahun. Seorang yang ahli dalam bidang mistisisme Islam. Schimmel memperoleh gelar Doktornya di Universitas Berlin dan Universitas Marbung. Dan gelar profesor dibidang studi-studi Islam di Universitas Marbung, Universitas Boon dan Universitas Harvard. Di samping menjadi penyambung artikel-artikel untuk jurnal-jurnal profesional, dia juga pengarang beberapa buku tasawuf. Selama hidupnya mempunyai misi untuk membangun pengertian tentang Islam, memperdebatkan bahwa Islam adalah diantara agama yang paling tidak dimengerti. Schimmel seorang Sarjana Jerman yang dikenal sebagai pendiri jembatan dengan dunia Islam. keahliannya dalam bidang ilmu-ilmu tasawuf terkenal di Barat.
2.    Metode dan Pendekatan
a.       Metode Deskriptif-Eksploratif
b.      Pendekatan
i)                    Etik-Legalistik
ii)                  Teologis-Filosofis
iii)                Pendekatan Sufistik
3.      Pokok Pemikiran Annemarie Schimmel
a.       Tarekat
i)             Penjelasan Tarekat
ii)           Cinta dan Peleburan
iii)         Bentuk-bentuk ibadah
b.      Manusia dan Kesempurnaannya
i)               Beberapa catatan tentang psikologi sufi
ii)             Baik dan buruk : peranan yang dimainkan iblis
iii)           Para wali dan keajaiban-keajaiban
iv)           Penghormatan kepada wali
DAFTAR PUSTAKA
Schimmel, Annemarie, Jiwaku adalah Wanita ; Aspek Feminin dalam Spiritualitas Islam, penerj. Rahmani Astuti, Bandung : Mizan, 1998.
Schimmel, Annemarie, Dan Muhammad Adalah Utusan Allah ; Penghormatan terhadap Nabi saw. dalam Islam, penerj. Rahmani Astuti dan Ilyas Hasan, Bandung : Mizan, 1993.
Schimmel, Annemarie, Dimensi Mistik dalam Islam, penerj. Sapardi Djoko Damono dkk., Jakarta : Pustaka Firdaus, 1986.
Schimmel, Annemarie, Menyingkap yang Tersembunyi; Misteri Tuhan dalam Puisi-Puisi Mistis Islam, penerj. Saini K. M., Bandung : Mizan, 2005.
Rahim, Abd., Sejarah Perkembangan Orientalisme, Jurnal Hunafa.pdf, vol. 7, Desember 2010.
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT RAjaGrafindo Persada, 1999.



[1] Abd. Rahim, Sejarah Perkembangan Orientalisme, (Jurnal Hunafa, vol. 7, Desember 2010.pdf), hlm. 180
[2] Annemarie Schimmel, Jiwaku adalah Wanita ; Aspek Feminin dalam Spiritualitas Islam, penerj. Rahmani Astuti, Bandung : Mizan, 1998.
[3] Annemarie Schimmel, Dan Muhammad Adalah Utusan Allah ; Penghormatan terhadap Nabi saw. dalam Islam, penerj. Rahmani Astuti dan Ilyas Hasan, Bandung : Mizan, 1993.
[4] Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik dalam Islam, penerj. Sapardi Djoko Damono dkk., Jakarta : Pustaka Firdaus, 1986.
[5] Annemarie Schimmel, Menyingkap yang Tersembunyi; Misteri Tuhan dalam Puisi-Puisi Mistis Islam, penerj. Saini K. M., Bandung : Mizan, 2005.
[7] Lihat Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT RAjaGrafindo Persada, 1999), hlm. 245.
[8] Lihat Annemarie Schimmel, Menyingkap yang Tersembunyi, hlm. 13-20.
[9] Lihat Annemarie Schimmel, Menyingkap yang Tersembunyi.
[10] Lihat Annemarie Schimmel, Menyingkap yang tersembunyi, sampul belakang.
[11] Lihat, Annemarie Schimmel, Dan Muhammad adalah Utusan Allah, sampul belakang.